Pasca Gubernur Bali Tolak Kehadiran Timnas Israel, FIFA Batalkan Drawing Piala Dunia U20 di Denpasar

Bola News Piala Dunia Terkini

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga ketika menyampaikan Drawing Piala Dunia FIFA U20 yang sedianya digelar di Denpasar, Bali. Foto : PSSI.

JAKARTA, SPORTA.ID- Pasca Gubernur Bali, Wayan Koster menolak kehadiran Tim Nasional (Timnas) Israel, FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional ) membatalkan Drawing Piala Dunia FIFA U20 yang sedianya digelar di Denpasar, Bali.

Awalnya, Drawing atau pembagian grup negara peserta Piala Dunia FIFA U20 tersebut akan dilaksanakan pada 31 Maret 2023.

Dalam rilisnya seperti dikutip Sporta.id dari laman resmi PSSI, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tengah mengkalkulasi dampak buruk yang dapat terjadi terhadap persepakbolaan Indonesia pasca pembatalan Drawing Piala Dunia FIFA U20 di Denpasar, Bali.

Pengukuran risiko tersebut perlu dilakukan demi menentukan langkah – langkah yang perlu dilakukan agar persepakbolaan Indonesia terselamatkan.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengatakan, hingga saat ini, PSSI belum mendapatkan alasan resmi yang menyebabkan FIFA membatalkan acara Drawing tersebut.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menolak kehadiran Tim Nasional Israel dalam perhelatan Piala Dunia FIFA U20, karena Israel dinilai sebagai negara penjajah yang menduduki tanah Palestina, dan itu bertentangan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

I Wayan Koster menegaskan alasan menolak Timnas Israel bermain dalam perhelatan Piala Dunia U-20 di Bali karena penjajahan Israel terhadap Palestina yang sampai saat ini belum tuntas.

Sebelumnya, 14 Maret lalu Gubernur Bali I Wayan Koster juga telah mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga soal penolakan kehadiran Timnas Israel di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

Dalam suratnya, ia menyebut kebijakan politik Israel terhadap Palestina yang tak sesuai dengan kebijakan politik Pemerintah Indonesia.

Suara serupa juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga mendorong agar Israel tidak main di Indonesia dalam Piala Dunia U-20.

Ganjar menyebut sebagai Kader PDI Perjuangan, sikap itu jadi perwujudan komitmen bersama dalam upaya Kemerdekaan Palestina sesuai amanat Presiden RI Pertama, Soekarno.

Arya Sinulingga menyebut hal tersebut dapat menjadi alasan bagi FIFA untuk membatalkan Drawing Piala Dunia FIFA U20. Karena, bagi FIFA, penolakan Gubernur tersebut sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali.

“Padahal sebelumnya, Gubernur Bali sudah menandatangani Government Guarantee untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 termasuk didalamnya Drawing Piala Dunia U-20,”ujarnya.

Arya menuturkan PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepakbola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepakbola Indonesia dari dunia.

PSSI, kata Arya, memahami sulitnya memisahkan politik dan olahraga. Oleh karena itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dan dengan Kemenpora sebagai Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.

“Ketua umum juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama untuk mencari solusi untuk semua ini baik secara diplomasi maupun politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepakbola Indonesia yang kita cintai,” kata Arya.

Dia meminta semua pecinta sepakbola di Indonesia dan semua masyarakat Indonesia yang ingin persepakbolaan tanah air lebih maju, untuk bersikap tenang. “Kami akan mencoba mencari solusi yang terbaik. Sepakbola Indonesia harus kita selamatkan bersama sama,” ujar Arya.

Seperti diketahui Piala Dunia U-20 dijadwalkan akan berlangsung di Indonesia, mulai 20 Mei -11 Juni 2023. Dari 24 Timnas akan tampil pada turnamen ini, salah satunya Israel, namun banyak pihak termasuk dari Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah menolak kehadiran Timnas Israel karena dianggap bertentangan dengan perundang-undangan Republik Indonesia terutama soal penjajahan tanah Palestina yang hingga kini masih diduduki Israel(Wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *